google-site-verification: googlee10025ebf65670c5.html 0812.8337.2796 KUAT - Heldin Manurung

5


KUAT
(Efesus 6:10)

Sebelum kita lebih jauh berbicara mengenai kata ‘kuat’, baiklah kita mengetahui lebih dahulu apa arti atau makna kata tersebut. Kita pun perlu menyamakan persepsi kita mengenai kata tersebut. Apa sesungguhnya makna kata ‘kuat’?

Kata ‘kuat’ hanya menjelaskan tampilan, atau apa yang telah ditampilkan oleh sesuatu atau seseorang. Bila sesuatu atau seseorang dikatakan kuat berarti kita harus mengetahui lebih jauh bahwa ada sesuatu kekuatan (power), tenaga, daya tahan, atau potensi di dalam sesuatu atau seseorang itu.

Hal inilah yang perlu kita kenali atau kita ketahui, yaitu kekuatan, tenaga, daya tahan, atau potensi yang membuat sesuatu atau seseorang disebut kuat.

Bila seseorang dikatakan kuat maka kita harus menggali lebih jauh apakah dia kuat karena ada kuasa atau karena ada tenaga, atau karena memiliki daya tahan, atau karena memiliki potensi.

Bila hal itu bersumber dari manusia atau dari dunia berarti kekuatan tersebut akan sangat terbatas. Seseorang yang disebut kuat dan kekuatannya berasal dari dunia berarti kekuatannya akan sangat terbatas, seperti Goliat yang sombong dengan kekuatannya sendiri dapat dikalahkan oleh Daud yang memiliki kekuatan dari Tuhan.

Orang percaya menjadi kuat karena mereka memperoleh kekuatan atau kuasa dari Tuhan Yesus. Orang percaya memiliki kekuatan sejati karena kekuatan mereka bukan dari dunia atau dari diri mereka sendiri tetapi sungguh mereka peroleh dari Yesus Kristus yang menghendaki mereka kuat di dalam Dia.

Demikianlah Rasul Paulus menyampaikan hal ini kepada Jemaat di Efesus: “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.” (Efesus 6:10)

Apa sesungguhnya arti ayat firman Tuhan Efesus 6:10 di atas?

Ayat Firman Tuhan tersebut memberi makna bahwa kita bisa kuat bila Tuhan yang menjadi potensi kita bekerja di dalam kita. Tuhan sendirilah yang menjadi potensi kita. Tuhan telah menempatkan potensi itu dalam diri kita.

Potensi adalah kemampuan yang belum tersingkap dan kekuatan yang terpendam dalam diri manusia. Sayangnya manusia cenderung mencari kebenaran sendiri, bukan fakta atas sesuatu. Kita melihat potensi dalam fakta yang ada, bukan pembenaran diri karena kita melihat dan mengetahuinya. Misalnya, bila saya meletakkan sebiji benih (batu) mangga di meja dan saya bertanya kepada anda, “apakah yang ada di atas meja?”

Mungkin anda akan menjawab dengan menyebutkan apa yang tampak jeals bagi anda yakni sebiji benih (batu) mangga. Namun jika kita memahami sifat sebiji benih maka kita akan menjelaskan apa yang akan terjadi dari sebiji batu mangga tersebut, yakni pohon mangga yang bisa menghasilkan banyak buah mangga (biji mangga) yang bisa menghasilkan banyak pohon mangga.

Sesungguhnya apa yang ada di atas meja adalah kebun mangga, atau hutan mangga. Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan memperlengkapinya dengan potensi, kekuatan tak terbatas.

Anak-anak Tuhan memperoleh kekuatan dari Tuhan, sudah jelas. Tetapi apakah mereka memperolehnya begitu saja. Apakah ucuk-ucuk mereka memperoleh kekuatan dari Tuhan begitu mereka mendaftarkan diri mereka pada sebuah gereja yang menyatakan identitas mereka menjadi Kristen?

Tentu saja tidaklah demikian. Setiap orang percaya yang ingin memperoleh kekuatan dari Tuhan dengan memenuhi syarat yang Tuhan telah berikan. Memang Tuhan telah menjanjikan bahkan Dia menghendaki anak-anak-Nya memperoleh kekuatan dari-Nya, tetapi tentu saja sesuai kehendak-Nya. Apa sih kehendak Tuhan bagi kita? Tuhan menghendaki kita untuk percaya kepada-Nya.